Selasa, 29 Mei 2012

Amalan Utama Seputar Masjid



Ternyata setiap muslim memiliki rumah tempat hatinya tentram saat memasukinya, yaitu masjid. Perasaan ini harus kita wujudkan dan menghiasi hati kita, Rasulullah bahkan bersabda dengan jelas tersirat : Masjid itu adalah rumah setiap orang yang bertaqwa, Allah memberi jaminan kepada orang yang menganggap masjid sebagai rumahnya, bahwa ia akan diberi ketenangan dan rahmat serta kemampuan untuk melintas shirathal mustaqim menuju keridhaan Allah, yakni syurga (HR. Thabrani dan Bazzar dari Abu Darda ra).

Karena masjid adalah rumah orang beriman, maka ada sekian banyak hal yang bisa dilakukan yang semuanya berbuah keutamaan. Ada pahala yang dijanjikan bagi siapa saja yang menjalankan serangkaian amalan-amalan terkait di masjid. Berikut enam hal diantaranya, semoga kita mampu mewujudkannya.
 
KEUTAMAAN MERINDUKAN MASJID
Amalan yang pertama seputar masjid adalah bagaimana mengkondisikan hati dan seorang muslim, senantiasa mengarah pada masjid. Ia merindukan masjid dan merasakan ketenangan dan begitu betah saat berada di dalamnya. Dengan merindukan masjid, kita berharap termasuk dalam golongan yang akan diberikan perlindungan oleh Allah SWT, sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya : “Ada tujuh golongan orang yang akan dinaungi Allah yang pada hari itu tidak ada naungan kecuali dari Allah: (salah satunya) …seseorang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid ketika ia keluar hingga kembali kepadanya” (HR. Bukhari dan Muslim).
 
KEUTAMAAN MENDATANGI MASJID
Dalam sehari kewajiban sholat ada lima kali, dan sangat dianjurkan bagi seorang muslim untuk hadir berjamaah. Karenanya kebiasaan mendatangi masjid juga mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari Rasulullah SAW. Beliau menjadikan kebiasaan ini sebagai indikator standar seorang dalam kondisi kebaikan dan keimanan yang mulia. Beliau menyatakan kepada para sahabat : “Apabila kamu sekalian melihat seseorang biasa ke masjid, maka saksikanlah bahwa ia benar-benar beriman” (HR. Tirmidzi dari Abu Sa’id Al Khudri).

Mendatangi masjid secara khusus untuk keperluan sholat berjamaah, dijanjikan pahala yang berlimpah ruah. Satu langkah berarti mengurangi beban dosa dalam diri kita, dan ayunan langkah berikutnya menaikkan derajat kemuliaan seseorang dihadapan Allah SWT. Dari Abdullah bin Mas'ud, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: "Tidaklah seseorang yang bersuci dengan sempurna (di rumahnya), kemudian pergi ke masjid, melainkan dengan setiap langkah yang ditempuhnya,Allah akan mencatat satu kebaikan untuknya, meninggikan derajatnya satu tingkat, dan menghapuskan satu dosanya." (HR Muslim)
 
KEUTAMAAN MEMBERSIHKAN MASJID & MERAPIKAN MASJID
Sebagai sebuah tempat ideal menjalankan ibadah penuh kekhusyukan, maka masjid haruslah senantiasa dalam kondisi bersih yang membuat nyaman mereka yang berada di dalamnya. Karenanya syariat kita menjanjikan pahala pada setiap amal yang dilakukan dalam rangka menjaga kebersihan masjid. Kepada mereka yang gemar membersihkan masjid meskipun dengan cara sederhana, Rasulullah SAW memberikan isyarat pahala, beliau bersabda : “Dihadapkan padaku semua pahala yang diperbuat umatku, sampai-sampai kepada satu kotoran yang dikeluarkan oleh seseorang dari dalam masjid” (HR. Abu Daud, Tirmdizi).

Selain soal kebersihan, juga dianjurkan untuk merapikan masjid untuk menambah suasana semakin tenang dan syahdu. Agar doa-doa yang terlantun benar-benar keluar dari hati yang khusyuk tanpa ragu. Bahkan secara khusus dianjurkan menambah aroma terapi wewangian tertentu, sebagaimana diriwayatkan bahwa : Rasulullah SAW memerintahkan membangun masjid di kampung dan membersihkan serta memberinya wangi-wangian (HR. Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi).

Namun dalam merapikan dan menambah keindahan masjid, harus dihindari segala hal yang berbau kemewahan tanpa makna, apalagi jika dengan itu kekhusyukan dalam sholat kita dipertaruhkan.


KEUTAMAAN MEMBANGUN MASJID
Amalan berikutnya seputar masjid adalah membangun masjid, tentu saja dengan niatan ikhlas hanya karena Allah semata, bukan mengharapkan simpati atau riya dari masyarakat di sekitarnya. Hari ini kita lihat pemandangan yang sungguh menyedihkan, orang kaya tidak sedikit di negeri ini namun masih kita temukan masjid yang dibangun dengan mengandalkan kotak infak yang disiapkan untuk menghadang jalan. Rasulullah SAW jelas-jelas memotivasi kita dalam hal ini, beliau bersabda : “Barang siapa membangun masjid bagi Allah mencari ridha Allah, maka Allah akan membangunkan baginya rumah di surga” (HR Muttafaq Alaih), bahkan dalam riwayat: “Barangsiapa yang membangun masjid karena Allah seperti sangkar burung ketika mengerami telurnya atau yang lebih kecil dari itu, maka Allah membangun sebuah rumah di surga untuknya". (HR Ibnu Majah).


KEUTAMAAN MEMAKMURKAN MASJID
Selain yang terkait fisik, juga secara umum keutamaan berlaku pada mereka yang memakmurkan masjid dengan cara menghidupkannya dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, baik bersifat ibadah, maupun yang lainnya. Firman Allah SWT : Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (At-Taubah 18)

Dalam masa Rasulullah SAW jelas tergambar peranan masjid sebagai pusat kegiatan umat dan pemberdayaan masyarakat. Menjadi tempat ibadah sekaligus ladang pengkaderan, bahkan juga menjadi pusat kegiatan politik dan pemerintahan.

Akhirnya, kita perlu memperluas peranan masjid di tengah masyarakat kita, bukan sekedar sebagai tempat ibadah semata, namun juga diisi dengan berbagai inovasi kegiatan dan produk dakwah yang menarik, yang membuat masyarakat tergerak untuk kembali ke masjid. Semoga Allah SWT memudahkan.

Senin, 28 Mei 2012

Renungan...





Wahai diri,
Tundukkanlah hatimu selalu dihadapan-Nya, pasrahkan jiwamu selalu kepada-Nya, lihatlah dirimu yang lemah lagi hina itu, pandanglah jasadmu yang rapuh itu, lihatlah apa yang telah engkau usahakan untuk-Nya, dan renungkanlah olehmu untuk apa umurmu engkau habiskan selama ini..

Teruslah engkau bermuhasabah diri dan jangan pernah melewatkannya. Cobalah ambil cermin olehmu untuk melihat gambaran dirimu dan lihatlah dirimu yang berdiri disana.
Pandanglah dengan seksama semua bagian tubuhmu yang lemah dan fana itu.
Pandanglah ia dengan penuh kerendahan dirimu di hadapan-Nya.


Wahai diri,

Pandanglah kepalamu.
Apakah ia senantiasa engkau tundukkan dan sujudkan dengan penuh harap, takut dan penuh kehinaan di hadapan Rabb-mu, atau apakah ia masih tetap menengadah penuh keangkuhan, kecongkakan dan kesombongan kepada Rabbmu juga hamba-hamba-Nya, sehingga engkau pun semakin melampaui batas

Pandanglah matamu.
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk menatap keindahan, kekuasaan serta keagungan-Nya melalui Ayat-ayat-Nya juga ciptaan-Nya, atau apakah engkau gunakan matamu untuk memandang perkara yang dilarang-Nya juga berbagai bentuk kemaksiatan yang tampak dihadapanmu, sehingga membutakan matamu dari Kalamullah.

Pandanglah telingamu.
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk mendengarkan firman-firman-Nya, mendengarkan suara bacaan Al-Qur’an, tausiyyah dan seruan kebaikan lainnya, atau apakah ia masih engkau gunakan untuk mendengarkan suara-suara yang tiada berguna bagimu, sehingga iapun mengeraskan hati dan pikiranmu.

Pandanglah hidungmu.
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk mencium bumi Allah atau hamparan sajadah sebagai alas untuk shalat dan sujudmu, mencium orang tuamu, istrimu, suamimu dan anak-anak tercintamu serta mencium kepala anak-anak kaum papa yang kehilangan cinta dan kasih sayang kedua orang tuanya, atau apakah ia masih engkau gunakan untuk bermaksiat kepada-Nya, sehingga engkau pun tak akan mendaptkan harumnya bau surga.

Pandanglah mulutmu.
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk menyampaikan Ayat-ayat-Nya, menyebarkan ilmu-Nya, mengatakan kebenaran dan kebaikan, nasehat-nasehat yang bermanfaat dan menjaga diri dari keburukan lisannya, atau apakah ia masih engkau gunakan untuk mengatakan kata-kata yang tiada berguna, mencaci, memaki, ghibah, memfitnah, mengadu domba, berdusta, sehingga Allah benci dan murka terhadap dirimu.

Pandanglah tanganmu.
Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk bersedekah, menolong orang yang kesusahan, membantu sesama yang kena musibah, menciptakan karya-karya yang berguna untuk umat, atau apakah ia masih engkau gunakan untuk mendzalimi orang lain, mencuri yang bukan menjadi hakmu, menganiaya saudaramu yang tak berdaya, sehingga engkau pun akan menjadi binasa karena tanganmu sendiri.
Pandanglah kakimu.

Apakah ia senantiasa engkau gunakan untuk melangkah ke tempat-tempat yang diridhai-Nya, tempat ibadah, tempat menuntut ilmu pengetahuan, tempat-tempat pengajian yang benar lagi lurus, atau apakah ia masih engkau gunakan untuk membawa dirimu ke lembah kemaksiatan, melangkahkan kakimu ke tempat yang dilarang-Nya, dan melangkahkan kakimu untuk melakukan kejahatan dan keresahan umat, sehingga engkau pun mendapatkan adzab dari-Nya.

Pandanglah dadamu.
Apakah di dalam dadamu tersimpan kelapangan dan kelembutan hati, keikhlasan dan kesabaran, rasa syukur dan tawadhu, juga keimanan dan ketauhidan yang benar, atau apakah engkau masih menyimpan dan membiarkan penyakit hatimu tumbuh subur, membiarkan hatimu gelap gulita, menggadaikan jiwamu untuk urusan dunia, mengotorinya dengan dosa dan permusuhan, sehingga hidupmu merasa hampa dan jiwamu menjadi teman syaitan laknatullah.

Mudah-mudahan tulisan pengingat ini selalu akan menjadi penggugah dan penyemangat untuk diriku dan juga saudaraku semuanya agar senantiasa mengkaji diri, bermuhassabah diri dan berusaha menjadi seorang hamba Allah yang senantiasa memperbaiki diri.

Ya Allah, Tunjukilah kami kejalan yang lurus.
Aamiin Allahumma Ya Allah Ya Rabbal 'Alamin.

Minggu, 27 Mei 2012

Ucapan Terima Kasih



Dalam sebuah hadits yang terdapat di dalam Kitab Sunan At-Tirmidzi, Rasulullah Saw. bersabda,” Barangsiapa yang diberikan suatu kebaikan kepadanya lalu dia membalasnya dengan mengucapkan jazakallaah khairan (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan) berarti dia telah sempurna dalam memuji.”

Masih di dalam kitab hadits yang sama, Rasulullah Saw. juga bersabda, ”Barangsiapa yang diberi pemberian maka hendaklah dia membalasnya dengan itu pula. Kalau tidak maka dengan memuji, sebab dengan memuji berarti telah berterimakasih dan siapa yang menyembunyikan (kebaikan orang padanya) berarti dia telah kufur nikmat.”

Selain itu, berterima kasih kepada sesama manusia merupakan salah satu bentuk syukur atas nikmat dari Allah Swt., sebagaimana terungkap dalam hadits dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda,”Tidak dinamakan bersyukur kepada Allah bagi siapa yang tidak berterimakasih kepada manusia.”



 Badan Keimaman Masjid Ash Shalihin Periode 2012-2017




Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh jamaah masjid Ash Shalihin Dendengan Dalam yang telah memberikan dukungan dan mempercayakan kepada kami kepengurusan Badan Ta’mirul dan Badan Keimaman masjid Ash Shalihin.

Dan tak lupa pula kami dari Badan Ta’mirul Masjid dan Badan Keimaman Masjid Ash Shalihin mengungucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pengurus Badan Ta’mirul Masjid yang lama atas kerja keras dan sumbangsihnya kepada masjid Ash Shalihin Dendengan Dalam yang telah memakmurkan masjid Ash Shalihin.


Namun, Masih butuh kerja keras dan kerja cerdas yang lebih agar tujuan-tujuan kegiatan Badan Ta’mirul Masjid dan Badan Keimaman Masjid Ash Shalihin yang akan datang dapat tercapai secara maksimal dan lebih baik pelaksanaannya dari tahun ini. Dan tentu saja, masih membutuhkan dukungan semua pihak yang terkait.

”Jazaakallaah Khairan, Terima kasih. Semoga Allah swt. meridhoi, memberkati dan membalas semua amal ibadah kita sekalian. Aamin”.