PERINTAH berkurban
telah diturunkan oleh Allah SWT melalui firman-Nya. Perintah tersebut telah
disampaikan dalam beberapa ayat Alquran yang diturunkan dalam surat yang
berbeda-beda.
Salah
satu ayat yang menyampaikan pesan kepada umat Islam untuk berkurban adalah
dalam surat Al-Kautsar ayat 2:
“Maka dirikanlah salat karena Rabbmu
dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah”.
(Al-Kautsar: 2).
Sementara
dalam surat Al-Maidah dalam ayat 27, Allah menurunkan wahyu tentang kurban yang
dilakukan putra Adam, Qabil dan Habil.
“Dan ceritakanlah (Muhammad) yang
sebenarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam, ketika keduanya mempersembahkan
kurban, maka (kurban) salah seorang dari mereka berdua (Habil) diterima dan
yang lain (Qabil) tidak diterima. Dia (Qabil) berkata, ‘Sungguh, aku pasti
membunuhmu!’ Dia (Habil) berkata, ‘Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal)
dari orang yang bertakwa” (Al-Maidah: 27).
Perintah
berkurban juga diturunkan Allah dalam surat As-Saffat ayat 102. Ayat ini berisi
tentang Nabi Ibrahim yang bermimpi mendapat perintah untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail.
“Maka tatkala anak itu sampai (pada
umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: ‘Hai anakku
sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah
apa pendapatmu!’ Ia menjawab: ‘Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan
kepadamu, Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar’”.
(As-Saffat: 102)
Kemudian
pada surat Al-Hajj ayat 37, Allah juga menurunkan wahyunya tentang berkurban.
“Daging-daging unta dan darahnya itu
sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi ketakwaan dari
kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk
kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan
berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik”.
(Al-Hajj: 37).
Lalu
apa hubungannya Hari Raya Idul Adha dengan menyembelih hawa nafsu? “Adha”
sendiri memiliki makna penyembelihan. Tidak hanya menyembelih hewan kurban,
tetapi juga menyembelih sesuatu yang buruk dari diri sendiri.
Dalam
surat Al-A’raaf ayat 179, disebutkan bahwa manusia memiliki sifat seperti
binatang ternak. Hal ini dapat dilihat dari hawa nafsu yang dimiliki manusia.
Sehingga hal tersebut patut disembelih layaknya menyembelih hewan ternak.
“Mereka itu bagaikan binatang ternak,
bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”.
(Al-A’raaf: 179).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar